BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang telah tua
(Friedler, 1967). Sejak manusia berkelompok di situ telah timbul masalah
kepemimpina. Ini berarti bahwa kepemimpinan menyangkut kelompok, dan orang yang
mengambil pimpinan dalam kelompok. Namun demikian kepemimpinan tidak hanya
terlihat pada manusia, tetapi pada kalangan hewanpun tampak juga masalah
kepemimpinan ini.
Pada dunia hewan pemimpin akan selalu berjalan di depan dan
memberikan arah kepada yang dipimpinnya. Pada anak-anak akan terlihat siapa
yang menonjol dalam perannya untuk mengatur teman-temannya, dan itulah
pimpinannya. Pada gang di kalangan
remaja, mereka juga mempunyai pemimpin sendiri dengan ciri-ciri tertentu. Pada
dunia mahasiswa terdapat tokoh-tokoh mahasiswa yang dianggap sebagai pemimpin
dengan ciri-ciri tertentu pula.
B.
Rumusan Masalah
Makalah ini memuat tentang definisi
dari kepemimpinan, menjelaskan jenis-jenis kepemimpinan, fungsi kepemimpinan
dalam kelompok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi sosial
2. Menjelaskan kepada pembaca tentang
definisi dari kepemimpinan
3. Menjelaskan mengenai jenis-jenis
kepemimpinan
4. Menjelaskan tentang fungsi
kepemimpinan dalam kelompok
5. Menjelasakan beberapa teori-teori
kepemimpinan dalam kelompok
D.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
1. Agar pembaca dapat memahami
pengertian kepemimpinan
2. Supaya pembaca dapat memahami
jenis-jenis kepemimpinan
3. Supaya pembaca memahami fungsi
kepemimpinan dalam kelompok
4. Agar pembaca dapat mengetahui
teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kepemimpinan
Suatu hal yang wajar adanya beberapa
pendapat para ahli mengenai kepemimipinan ini. Hal tersebut antara lain
disebabkan karena sudut pandang yang berbeda antara ahli satu dengan ahli satu
dengan ahli yang lain. Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang
(yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin
atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangala dibedakan antara
kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial.
Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindaakan yang
dilakukan seseorang atau sesuatu badan, yang menyebabkan gerak dari masyarakat.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi
(formal leadership) yaitu kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan,
dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari masyarakat akan kemampuan
seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu perbedaan yang mencolok antara
kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal leadership) adalah
bahwa berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi, sehingga
dengan demikian daya cakupnya agak terbatas juga. Kepemimpinan tidak resmi
mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, oleh karena kepemimpinan
tersebut didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran benar
tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan hasil pelaksanaan
kepemimpinan tersebut yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat.
Walaupun seorang pemimpin yang resmi tidak boleh menyimpang dari
peraturan-peraturan resmi.
Ada beberapa defenisi tentang
kepemimpinan yang satu sama lain dapat saling melengkapi.
1.
Menurut Boring, Langeveld, dan Weld:
Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk
suatu kelompok dengan maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan.
2.
Menurut George R. Terry:
Kepemimpinan adalah aktivitas
mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela bersedia menuju kenyataan tujuan
bersama.
3.
Menurut H. Goidhamer dan E. A. Shils
Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi
tingkah laku orang lain yang dipimpinnya.
4.
Menurut Ordeway Tead
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk
bekerja sama menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.
5.
Menurut John Petivner
Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan
mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki.
Kepemimpinan ditandai leh ciri-ciri
kepribadian dimana di dalam suatu situasi yang khusus mengambil peranan penting
dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama-sama dengan anggota yang lain.
Ciri-ciri ini secara fungsional berhubungan dengan pencapaian tujuan.
Pemeliharaan serta memperkuat kelompok.
Dari beberapa perumusan yang
berbeda-beda tersebut ternyata bahwa di dalam setiap masalah kepemimpinan akan
terdapat adanya tiga unsur:
1.
Unsur Manusia
Yaitu
manusia sebagai pemimpin ataupun sebagai mereka yang dipimpin. Bagaimana
hubungan antara mereka itu didalam situasi kepemimpinan, bagaimana seorang
pemimpin dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanp melukan bagaimana seharusnya
memperlakukan manusia itu sebagai manusia.
2.
Unsur sarana
Yaitu
merupaka segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai dalam
pelaksanaanya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut
masalah manusia itu sendiri dan kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuan yang
digunakan seperti psikologi, sosiologi, menegemen dan lain sebagainya.
3.
Unsur tujuan
Yaitu
merupakan sasaran akhir kearah mana kelompok manusia akan digerakkan untuk
menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur tersebut dalam pelaksanaannya
selalu ada dan terjalin erat satu sama lain. (Wiyono Hadikusumo, 1973).
B.
JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN
Klasifikasi pemimpin berdasarkan
pada cara atau pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin, yaitu:
1.
Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin ini menentukan segala-galanya. Semua aktivitas
kelompok dijalankan atas instruksi pemimpin. Pemimpin mengatur dan mendikte
anggota. Anggota hanya sebagai pelaksana perintah pemimpin. Anggota tidak
pernah diberitahu tentang rencana-rencana yang akan dilaksanakan oleh kelompok.
Kedudukan pemimpin seolah-olah terpisah dari yang dipimpin. Sebab pemimpin
berhubungan dengan anggota hanya pada saat memberikan instruksi atau perintah.
Pemimpin tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Pemimpin otoriter menentukan kebijaksanaan kelompok, ia
sendiri yang membuat sebagian besar perencanaan, ia sendirilah yang secara
penuh menentukan kegiatan kelompok, mendikte kegiatan anggota serta pola antar
hubungan anggota, membuat keputusan atas hadiah dan hukuman bagi anggota. Oleh
karena itu nasib setiap individu di dalam kelompok berada di tangan pemimpin.
Ada berbagai cara untuk memperkuat dan melindungi status
kepemimpinannya, antara lain dengan mencegah anggota dari keikutsertaan dalam
pencapaian tujuan kelompok, mengontrol keterlibatan anggota menjadi tergantung,
dan tujuan kelompok menjadi tidak jelas.
2.
Kepemimpinan Demokratis
Pemimpinan menempatkan anggota sebagai kawan dan bukan
sebagai orang yang dipekerjakan. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama
dengan pemimpin. Tanggung jawab dibagi-bagi di antara semua anggota. Apabila
ada kesalahan anggota, diperingatkan dengan cara yang bijaksana.
Pemimpin demokratis berusaha menampilkan keterlibatan dan
keikutsertaan yang maksimum dari setiap anggota dalam kegiatan kelompok dan
dalam menentukan tujuan kelompok. Ia berusaha membagi tanggung jawab dengan
anggotanya. Ia berusaha, mendorong dan memperkuat hubungan antara individu
seluruh kelompok. Ia juga berusaha mengurangi ketegangan dan konflik dalam
kelompok.
3.
Kepemimpinan Liberal
Pemimpin pasif, tidak berpatisipasi dengan kegiatan kelompo.
Ia berada di luar kelompok, pemimpin tidak memimpin tetapi melepaskan
anggota-anggotanya. Sir William Martin Conway mengadakan klasifikasi
kepemimpinan berdasarkan atas peranan sosial yang dibawakan menjadi tiga macam,
yaitu:
a. Crowd Compeller
Ialah macam kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang yang
mendapat panggilan kewajiban untuk melaksanakannya.
b. Crowd Representative
Kepemimpinan yang dilakukan bersifat sementara, yaitu selama
masa pengangkatannya untuk menduduki jabatan sebagai ketua kelompok. Dan
kelompok itulah yang memilih dia sebagai pemimpinnya.
c. Crowd Exponent
Pemimpin semacam ini pada saatnya yang tepat dan diperlukan
dapat menggerakkan massa sedemikian hebat dan mengarahkannya pada sasaran
tujuan yang dimaksud pula. Karena pemimpin tersebut dapat menduga apa yang
terasa dan yang menjadi keragu-raguan mereka, kemudian dapat menggerakkannya
sesuai dengan harapan yang sesungguhnya diinginkannya.
4.
Perkembangan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang
telak terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak
mula kala terbentunya suatu kelompok sosial seseorang atau beberapa orang di
antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada
rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol
dari lain-lainnya.
Munculnya seorang pemimpin merupaka hasil dari suatu proses
yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut. Apabila
dalam saat tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar
kelompok-kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya
pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu yang diharapkan akan
menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompok yang
bersangkutan untuk mencapai tujuannya dan bahwa kebutuhan-kebutuhan warganya
tidak terpenuhi.
Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi seorang pemimpin,
tidaklah sama pada setiap masyarakat, walaupun tidak jarang ada
persamaan-persamaan di sana sini. Di kalangan masyarakat Indonesia perihal
sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara lain dapat
dijumpai dalam apa yang merupakan tradisonal Indonesia, misalnya dalam “Astra
Brata” yang merupakan kumpulan seloka
dalam Ramayana, yang memuat ajaran Sri Rama kepada Bharata, yaitu adiknya dari
lain ibu.
Menurut Asta Brata, pada diri seorang raja berkumpul
sifat-sifat dari delapan Dewa yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri.
Kedelapan sifat dan kepribadian itulah yang harus dijalankan oleh seseorang
raja (pemimpim) yang baik. Asta Brata dalam kakawin Ramayana, terdiri dari
sepuluh seloka, di mana seloka pertama dan kedua, pada pokoknya berisikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa Astra Brata merupakan suatu
keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
b. Asta Brata memberikan kepastian
bahwa seorang pemimpin yang menjalankannya, akan mempunyai kekuasaan dan
kewibawaan sehingga akan dapat menggerakan bawahannya. Keadaan demikian dapat
menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan terjadi
oleh karena pemimpin tidak berani untuk mengambil keputusan untuk bertindak dan
oleh karena dia tidak jujur.
C.
FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Fungsi kepemimpinan adalah banyak dan bervariasi, tergantung
dari problem pokok yang akan dicapai oleh kelompok itu. Reven dan Rubin
menyebutkan empat fungsi pemimpin yaitu:
1. Membantu menetapkan tujuan kelompok
Pemimpin adalah pembuat policy
(policy maker) membantu kelompok dalam menetapkan tujuan apa yang hendak
dicapai. Kemudian merumuskan rencana kerja guna mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinasi kegiatan-kegiatan semua
anggota kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Memelihara kelompok
Selama perjalanan kegiatan kelompok,
tidak dapat dielakkan terjadi ketidakcocokan di antara anggota yang sering
diikuti dengan ketegangan dan permusuhan. Pemimpin diharapkan dapat meredakan
ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga keharmonisan kelompok.
3. Memberi simbol untuk identifikasi
Anggota kelompok suatu ketika
memerlukan simbol dimana mereka dapat mengidentifikasi dirinya seperti misalnya
bendera, slogan atau simbol-simbol yang lain, misalnya untuk gerak jalan dan
sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadan juga sebagai simbol dan
kelompoknya. Dengan mengidentifikasi dirinya
dengan pemimpinnya, diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.
4. Mewakili kelompok terhadap kelompok lain
Pemimpin mewakili kelompok dalam
hubungannya dengaan kelompok atau orang lain, ia diharapkan dapat memecahkan
problem dan ketegangan-ketegangan di antara kelompok dan membantu kerja
kelompok dengan kelompok lain terhadap tujuan umum.
Knech, Crutchfield, dan Ballachey
menyebutkan fungsi pemimpin lebih kompleks lagi. Fungsi itu adalah:
1. Pemimpin adalah eksekutif
Peranan pemimpin yang nyata di dalam setiap kelompok adalah
sebagai koordinator dan kegiatan kelompok. Dalam hal ini biasanya pemimpin
tidak mengerjakan pekerjaan kelompok tetapi menugaskan kepada anggota kelompok
yang lai, sedangkan pemimpin yang mengkoordinirnya.
2. Pemimpin sebagai perencana
Pemimpinlah yang menentukan rencana bagi kelompoknya.
Perencanaan ini adalah sebagai usaha mencapai tujuan kelompoknya.
3. Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker)
Salah satu fungsi yang paling penting dari pemimpin adalah
menetapan tujuan kelompok dan kebijaksanaannya.
4. Pemimpin sebagai orang yang ahli (expert)
Pemimpin kerapkali sebagai sumber informasi dan kecakapan (skill)
5. Pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan keluar
Ia biasanya mewakili kelompoknya untuk berhubungan dengan
luar. Ia membawa suara kelompoknya. Ia sebagai juru bicara (spokesmen) dari kelompoknya. Untuk itu ia harus dapat menafsirkan
kebutuhan kelompoknya secara tepat.
6. Pemimpin sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok
Ia harus menjaga hubungan antara anggota di dalam kelompok
itu sebaik-bainya.
7. Pemimpin sebagai orang yang memberikan hadiah dan hukuman
Pemimpin yang menentukan tindakan-tindakan yang perlu
memperoleh hadiah dan hukuman.
8. Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perentara
Dalam mengahadapi konflik-konflik di dalam kelompoknya
pemimpin bertindak sebagai pelerai dan juga perantara, sehingga menghindarkan
ketegangan-etegangan yang terjadi di dalamnya.
9. Pemimpin sebagai contoh (teladan)
10. Pemimpin
sebagai simbol dan kelompok.
11. Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual
(perorangan)
From (1941) menyatakan dalam tulisannya tentang adanya
kecenderungan untuk mendelegasikan atau mewakilkan tanggung jawabnya kepada
pemimpinnya dalam beberapa hal.
12. Pemimpin sebagai ideologis
Kadang-kadang pemimpin sebagai orang yang mencetuskan
idiologi dari kelompoknya, ia harus menjaga sumber kepercayaan, nilai-nilai,
serta norma daripada anggota kelompok.
13. Pemimpin sebagai figur ayah
Dalam banyak hal pemimpin berfungsi sebagai ayah dari
anggotaanya. Ia melindungi secara emosional bagi anggotanya, tempat memperoleh
rasa aman dan sebagainya.
14. Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan (scapegoat)
Hal ini sesuai dengan fungsi bahwasanya pemimpin adalah
penanggung jawab dari kelompoknya, sehingga kesalahan itupun, juga menjadi
tanggung jawab pemimpin.
D.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Dalam kepemimpinan terdapat adanya beberapa teori. Bila
dilihat dari teori kepribadian, seseorang pemimpi dilahirkan dengan sifat-sifat
kepemimpinannya. Namun sebaliknya bila pandangan lebih menekankan kepada
pengaruh lingkungan, maka pemimpin itu dibentuk oleh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan akan memberikan pengaruh sedemikian rupa hingga akan terbentuklah
pemimpin itu.
Stogdill (1974) memberikan gambaran adanya berbagai-bagai
macam pendapat atau teori mengenai pemimpin dan kepemimpinan ini. Teori-teori
tersebut adalah:
1.
Greatman Theory
Sementara
ahli kena pengaruh pandangan Galton mengenai latr belakang keturunan dari
orang-orang besar (great man), dan
mencoba menjelaskan masalah kepemimpinan dikaitkan dengan keturunan. Kelompo
teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang
berhasil. Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh pemipin tersebut dan kemudian
dikaitkan dengan latar belakang keturunan atau herediternya sebagai faktor
pendukung. Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.
2.
Environmental Theory
Pandangan
ini menempatkan faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin. Keadaan
lingkungan menstimulasi seseorang melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan persoalan-persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga keadaan ini
menimbulkan pemimpin tertentu. Pendapat atau teori ini tidak memperhatikan
aspek-aspek predisposisi yang ada pada diri seseorang, sehingga pandangan ini
menimbulkan pendapat bahwa pemimpin itu dibentuk oleh situasi atau keadaan pada
waktu itu.
3. Personal-situasion
Theory
Westburg berpendapat bahwa dalam kepemimpinan mencakup baik
sifat-sifat yang ada dalam diri individu (the
affective, intelektual, and action traits of the individual) maupun kondisi
dimana individu berada, atau lingungannya (the
specific conditions under which the individual operates). Dengan demikian
akan jelas bahwa teori atau pangangan ini melihat pemimpin merupakan hasil
interaksi antara individu dengan kondisi atau situasi dimana individu berada.
4.
Interaction-expectation Theory
Teori
ini lebih melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelmpok yang dipimpin.
Teori ini lebih menitikberatkan dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang
dipimpin, dan melalui interaksi ini dapat dijaring keinginan-keinginan atau
harapan-harapan yang dipimpinnya.
5.
Humanistic Theory
Pandangan
atau teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu
atau kelompok yang dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat
bersama-sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang penting dalam teori ini
ialah unsur organisasi yang baik, dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
kelompok yang dipimpinnya.
6.
Exchange Theory
Dengan
interaksi diharapkan adanya saling harga-menghargai antara pemimpin dengan yang
dipimpin, sehingga pemimpin dengan yang dipimpin bersama-sama adanya kepuasan
dalam mencpai harapan-harapannya, tujuan atas dasar kebersamaan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang
(yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin
atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku
sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Adapun jenis-jenis kepemimpinan
yaitu: kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, kepemimpinan liberal,
serta perkembangan kepemimpinan.
Dan fungsi dari kepemimpinan dalam kelompok yaitu, membantu
menetapkan tujuan kelompok, memelihara kelompok, memberi simbol untuk
identifikasi, dan mewakili kelompok terhadap kelompok lain. Dan yang terakhir
teori-teori kepemimpinan dalam kelompo antara lain: greatman theory,
environmental theory, personal-situation thery, interaction-expectation theory,
humanistic theory, dan exchange theory.
B.
Saran
Penulis mengaharapkan semoga dengan penulisan makalah ini
dapat memberi manfaat kepada pembaca terutama kita sebagai calon pendidik dan
konselor dapat memahami mengenai pengertian kepemimpinan, jenis-jenis
kepemimpinan, fungsi-fungsi kepemimpinan dalam kelmpok, serta teori-teori
kepemimpinan dalam kelompok.
No comments:
Post a Comment