panorama

panorama

Friday, August 8, 2014

7 tempat wisata alam terfavorit di jawa barat



7  tempat wisata alam terfavorit di jawa barat
      1. Gunung Tangkuban Perahu.

      

Gunung yang akrab dengan legenda Sangkuriang ini adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif di Jawa Barat. Tepatnya di Jalan Raya Tangkuban Parahu no 282 Cikole, Lembang, Bandung Barat. Berada di ketinggian 2084 mdpl, dan berbentuk unik seperti perahu yang terbalik. Memiliki panorama dan kawah yang indah sehingga menarik banyak wisatawan.


           2. Kawah Putih

      

  
      Terletak di Ciwidey kabupaten Bandung, Jawa Barat sekitar 30 kilometer dari kota Bandung. Kawah Putih menjadi tempat favorit untuk rekreasi keluarga, tempat yang menarik banyak wisatawan nusantara dan mancanegara ini memiliki pemandangan yang unik yang mungkin tidak akan anda temui di tempat lain, yaitu kawah berpasir putih dan berair yang dapat berubah warnanya ketika tersinari matahari. tempat ini juga menjadi salah satu tempat favorit untuk para fotograper karena latarnya yang unik.

           3. Pantai pangandaran

      

Pangandaran adalah pantai yang paling banyak di kunjungi wisatawan, menjadikan pangandaran sebagai pantai terfavorit di Jawa Barat,berlokasi di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran 92 km dari Kota Ciamis ke arah Selatan, berpasir halus dan air lautnya yang bersih. Dengan karakteristik pantainya yang landai serta air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama, memungkinkan Anda untuk berenang dengan aman. Berlatarbelakang Cagar Alam Pananjung yang kaya akan flora dan fauna, pantai ini juga memberikan kesempatan unik bagi Anda untuk melihat terbit dan terbenamnya matahari dari satu tempat yang sama.Selain itu, Anda juga memiliki alternatif berupa atraksi pantai yang sangat menyenangkan, seperti wind surfing, scuba diving, snorkeling, berperahu  menyeberang ke Pasir Putih, serta melihat-lihat karang dan berbagai ikan hias yang indah di dalam laut. Di sini juga Anda dapat mengintip banteng, rusa, dan hewan lainnya yang menyatu dengan keindahan cagar alam yang terjaga kelestariannya serta masih asri dan bersih.Semua itu menjadikan rekreasi Anda bersama keluarga di pantai ini sebagai  suatu keharusan yang tidak boleh terlewatkan terutama disaat liburan keluarga.

Informasi Lebih Lanjut: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Jl. Mr. Iwa Kusuma Sumantri No. 14, Ciamis

      4. Green Canyon (cukang taneuh)

     

Amerika punya Grand Canyon, Indonesia punya Green Canyon yang tak kalah indah dan menarik untuk di kunjungi. terletak di Karang Paci, Kecamatan Cijulang Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dari ibu kota Kabupaten Ciamis menempuh jarak sekitar 90 km ke arah Barat melewati Pangandaran, Parigi dan Cijulang. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu bermesin menuju Palatar. Green Canyon merupakan mahakarya alam yang unik dengan stalagmit dan stalaktit yang terbentuk oleh prose salami selama ribuan tahun. Tempat ini juga cocok untuk anda yang hobi berkegiatan di alam (Outdoor) seperti trekking, camping, atau body rafting.

Informasi Lebih Lanjut: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis,  Jl. Mr. Iwa Kusuma Sumantri No. 14 Ciamis


       5. Situ Patenggang

       


Terletak di ketinggian 1600 m dpl di kaki Gunung Patuha Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Situ Patenggang adalah danau alami dengan panorama alam memukau serta dapat digunakan untuk rekreasi. Anda dapat berperahu sambil menikmati hamparan danau seluas 150 ha dengan sebuah pulau di tengahnya serta latar belakang perbukitan. Tambahkan hawa sejuk setempat (17-23° C) – membuat pengalaman Anda semakin menyegarkan.  Keunikan lain Situ Patengang yang dibuka sebagai taman wisata sejak 1981 ini adalah legenda klasik dari kerajaan masa lampau. Adalah seorang pangeran keponakan Prabu Siliwangi, Ki Santang, dan seorang putri gunung cantik jelita, Dewi Rengganis, yang saling jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tidak semulus dan seindah yang dibayangkan oleh keduanya karena dipisahkan oleh keadaan. Konon, air mata yang mengalir dari keduanyalah yang membentuk danau ini, sehingga dinamai ‘patenggang’ yang diambil dari kata pateangan-teangan (Bahasa Sunda untuk saling mencari). Pada akhirnya, mereka dapat berkumpul kembali di sebuah batu setempat yang diberi nama Batu Cinta. Konon siapapun yang pernah berkunjung dengan pasangannya ke batu ini, maka cinta mereka akan abadi. Yang tidak kalah menarik adalah kondisi jalan menuju Situ Patenggang yang menawarkan hamparan hutan dan perkebunan teh yang hijau, serta kebun-kebun sayuran dan strawberry khas setempat yang dapat Anda petik sendiri.

      6. Gua Pawon
  
     

Terletak di 601 m dpl Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Goa Pawon berada di puncak bukit Pawon yang merupakan daerah penambangan batu kapur, dan pada zaman dahulu merupakan  tepian Danau Bandung Purba. Berdasarkan hasil survai A.C. De Yong dan G.H.R. Von Koenigswald tahun 1930-1935,  ditemukan alat-alat budaya masa lalu dari bahan obsidian, kalsidon, kwarsit, rijang dan andesit berupa anak panah, pisau, penyerut, gelang batu, batu asah dari Jaman Preneolitik, yang hidupnya mulai menetap di gua-gua atau ceruk atau sering kali dijumpai di kawasan perbukitan gamping. Goa Pawon memiliki panjang 38 m dan lebar 16 m, sedang tinggi atap gua tidak dapat diketahui secara pasti karena saat ditemukan bagian atap gua sudah runtuh. Lantai gua hanya tersisa sebagian kecil di sisi barat karena sudah digali oleh masyarakat setempat untuk pengambilan fospat dengan kedalaman 4-5 m. Sedangkan lantai bagian tengah tertimbun oleh bongkahan runtuhan atap, sebagian besar sudah tererosi, sehingga membentuk lereng yang cukup terjal.Hasil ekskavasi pada tahun 2003 dan 2004 berhasil ditemukan berbagai bentuk artefak, fitur maupun ekofak yang dapat mencirikan akan keberadaan situs tersebut dimasa lalu. Artefak yang terdiri dari pecahan keramik, gerabah, alat serpih, alat tulang berbentuk lancipan dan spatula, alat batu pukul (perkutor), sisa perhiasan yang terbuat dari gigi binatang dan gigi ikan, moluska dan temuan yang sangat signifikan dari keberadaan kehidupan  masa lalu berupa kerangka manusia. Selain itu juga ditemukan non artefaktual seperti  fragmen tulang dan moluska. Keberadaanya di Goa Pawon besar kemungkinan terjadi karena adanya kaitan rantai makanan yang pernah terjadi di masa lalu, dalam hal ini sebagai bagian dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan (konsumsi) dan mungkin juga untuk dipergunakan dalam pembuatan peralatan hidup sehari-hari.

      7. Papandayan
 
     

      Terletak di Desa Sirna Jaya dan Desa Keramat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Gunung Papandayan merupakan tempat favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan, berfoto-foto dan ada juga yang mendaki ke puncaknya. Flora yang dominan ialah sedangkan untuk fauna dominan adalah babi hutan, jenis burung, macan kumbang dan tutul. Flora langka di Cagar Alam yaitu Saninten dan untuk faunanya rusa, elang Jawa, Lutung dan Surili. Kegiatan konservasi hewan dan tumbuhan dilakukan di Cagar Alam.  Dari kawasan ini ke Ibu Kota Kecamatan Cisurupan berjarak 9 km, dari Ibu Kota Kabupaten Garut berjarak 24 km, dari Ibu Kota Propinsi berjarak 84 km, dari Bandara Udara Husen Sastranegara berjarak 84 km, dari Pelabuhan Laut Santolo (Pameungpeuk) 80 km, dari terminal bus/angkot Guntur berjarak 24, dari Stasiun kereta api Cibatu berjarak 64 km. Jenis transportasi umum berupa bis pariwisata, ada angkutan kota yang khusus disewa, angkutan pick up dari Cisurupan ke kawah dan ojeg dengan rute yang sama. Tarif yang berlaku dari Cisurupan ke TWA untuk ojeg Rp. 6000,- per orang dan angkutan tradisional Rp. 3000,- per orang.


 Untuk Informasi lebih lanjut silahkan kunjungi : disparbud.jabarprov.go.id

No comments:

Post a Comment